Senin, 16 November 2009

Biologi SMA

TEORI EVOLUSI

Masih ingat teori Darwin mengenai evolusi spesies di dunia ? Menurut Darwin, makhluk hidup, misalnya manusia, sejarahnya adalah dari hasil evolusi genetika mulai dari berbentuk seperti kera sampai menjadi manusia. Mulai dari bentuk bungkuk sampai bentuk tegap. Apakah ini nyata ? Memang masih menjadi perdebatan sampai kini, meskipun lebih banyak yang menolak teori ini. Salah satunya disebut dalam buku Atlas Penciptaan. Bahkon konon malah teori ini asalnya bukan dari Charles Darwin tapi dari Alfred Russel Wallace saat berada di Ternate Indonesia.
Perkembangan Teori Evolusi Darwin
1. Sejarah Singkat Charles Darwin (1809 – 1882)
    1831-1836: Perjalanan laut dengan kapal Beagle.
    1844: Draft buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” telah selesai.
    1858: Afred Russel Wallace mengirim manuscript kepada J. Hooker anggota Royal Society,  
    berisi tentang perluasan ide dari Malthus. Makalah bersama oleh Darwin dan Wallace di forum
    Society.
    1859: Publikasi buku “ On The Origin of Species by Means of Natural Selection”
    1860: Perdebatan antara Huxley dan Wilbeforce tanpa kehadiran Darwin

Darwin menghabiskan sisa masa hidupnya untuk penelitian dan publikasi buku “Descen of Man” (1871) dan “The Expression of Emotion in Man and Animals” (1871).
Buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” yang diterbitkan tahun 1959 ini, menurut indeks sitasi merupakan buku yang paling banyak diacu oleh penulis lain (selain kitab suci) selama ini.
Teori evolusi dalam Sains Moden digambarkan sebagai teori yang menyatakan bahawa manusia berasal daripada binatang ,khususnya dari binatang yang berupa mawas manusia.Darwin dalam bukunya bertajuk “The Origin Of species”(Asal-Usul Jenis-Jenis Haiwan ).Beliau mengutarakan satu saranan bahawa semua makhluk yang hidup telah wujud hasil daripada proses evolusi daripada satu atau beberapa nenek moyang.Teori beliau menumpukan perhatian kepada bagaimana bentuk haiwan yang simpel berevolusi untuk menjadi bentuk yang kompleks.Beliau merumuskan pengalaman-pengalamannya bahawa semua jenis binatang berasal dari ameba,sejenis haiwan yang mempunyai satu sel.Bermakna beliau percaya bahawapada mulanya Pencipta mencipta satu atau beberapa bentuk organisma yang simpel. Dengan proses pertarungan tabii,organisma yang kompleks telah dihasilkan ,yang penting disini ialah Darwin percaya bahawa organisma-organisma atau spesis-spesis yang kompleks berhasil dari nenek moyang yang sama iaitu spesis yang simpel.Darwin sendiri sedar bahawa rekod-rekod fosil tidak menyokong lamunannya tetapi menyimpan harapan bahawa penyelidikkan seterusnya akan mengisi kekosongan tersebut. ASAS 


HIPOTESIS DARWIN

Hipotesis evolusi menyarankan bahawa semua yang sedang atau telah hidup berasal daripada organisma yang lebih rendah atau kurang sempurna melalui proses turunan disertai dengan perubahan.Bukti-bukti yang diutarakan oleh Darwin adalah seperti berikut menurut keutamaannya.

Bukti-Bukti Utama ialah :

Di antara individu-individu kebanyakkan spesis,terdapat berbagai variasi dan perubahan .Variasi ini sangat jelas di kalangan haiwan ternak dan tumbuhan pertanian.

Dalam perjuangan hidup ,organisma (haiwan atau tumbuhan) yang akan terus hidup ialah yang paling mampu untuk mempertahankan diri atau menyesuaikan diri dengan keadaan iklim dan suasana sekitarnya.Organisma-organisma yang terbaik itu akan memindahkan baka-bakanya kepada keturunannya secara proses seleksi tabii.

Mutasi dan pemencilan memain peranan yang penting untuk mewujudkan sesuatu spesis yang baru.

Rekod-rekod fosil dari zaman purba yang dijumpai di lapisan geologi telah memberi bukti bahawa evolusi telah berlaku.

BUKTI-BUKTI SAMPINGAN

a) Persamaan yang dapat dilihat dari peringkat –peringkat “embrio” ke peringkat “fetus” antara organisma –organisma yang jelas berbeza pada peringkat dewasa.b) Kebolehan untuk menjenis organisma-organisma dalam kelas-kelas tertentu menurut ke turunan dan peringkat-peringkat kesempurnaan.

Adanya anggota-anggota (organ) yang dianggap sebagai tidak berkembang .Anggota tersebut telah disangka sebagai turunan anggota yang berperingkat lebih rendah di mana anggota itu didapati dalam keadaan yang sempurna dan sangat berguna.

2. Perkembangan Teori Evolusi

Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara lain:

Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.

Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.

Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.

Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826), Freke (1851), dan Rafinisque (1836).

Tahun 1858 Darwin mempublikasikan The Origin yang memuat 2 teori utama yaitu:
1. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau.
2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.

Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi alam adalah “process of preserving in nature favorable variations and ultimately eliminating those that are ‘injurious’”.

Secara umum, tanggapan ahli lain terhadap teori Darwin adalah:

  1. Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan (Universal Creation).
  2. Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain , Yoseph Hooker dan Thomas Henry Huxley (1825-1895).
  3. Mendapat kritik dan pengkayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher (1930), Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).

Dengan berbagai perkembangan dalam perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi satu-satunya agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan faktor-faktor penyebab lain yaitu: mutasi, aliran gen, dan genetic drift. Oleh karenanya teori evolusi yang sekarang kita seirng disebut Neo-Darwinian atau Modern Systhesis.

Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya:

  1. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
  2. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
  3. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
  4. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
  5. Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.

3. Penentang Evolusi

Teori yang sering dianggap berlawanan dengan teori evolusi adalah teori penciptaan ( ciptaanisme atau creationism dalam bahasa Inggris ) yang mempercayai bahwa makhluk hidup dan segala jenisnya diciptakan oleh Tuhan, secara terpisah (tidak ada kesamaan leluhur, atau bahwa satu jenis makhluk hidup tidak diturunkan dari jenis makhluk hidup lain). Ciptaanisme pertama kali timbul di kalangan Kristen literalis yang tidak dapat menerima evolusi karena dianggap bertentangan dengan narasi kisah penciptaan tujuh hari pada Kitab Kejadian dalam Perjanjian Lama , namun belakangan muncul juga di kalangan Islam (walau sebenarnya di dalam al-Qur'an tidak ada narasi penciptaan spesifik seperti dalam Kejadian ). Penyebab penolakan sebagian kalangan beragama tesebut mungkin disebabkan anggapan bahwa evolusi menghilangkan 'peran Tuhan' dalam penciptaan, atau bahkan bahwa evolusi menyokong ateisme, kendati evolusi sebagai sains tidak bisa ikut campur persoalan tindakan ilahi, yang berada dalam ranah keimanan, artinya berada di luar sains.


ASAL USUL KEHIDUPAN
( THE BEGINNING OF LIFE )

TEORI ABIOGENESIS

Tokoh teori Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang filosof dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali menghuni bumi ini berasal dari benda mati.

TEORI BIOGENESIS

Walaupun telah bertahan selama ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang –orang yang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis tersebut terus mengadakan penelitian memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan. Orang-orang yang tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain Francesco Redi (Italia, 1626-1799), dan Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis Pasteur (Prancis, 1822-1895). Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham Abiogenesis / generation spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

a) Percobaan Francesco Redi ( 1626-1697)

Untuk menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan. Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut :

  • Stoples I : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat.
  • Stoples II : diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka.
  • Stoples III : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka.

Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati.

Dan hasilnya sebagai berikut:

  • Stoples I : daging tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik / larva atau belatung lalat.
  • Stoples II : daging tampak membusuk dan didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung lalat.

Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relative sedikit.

b) Percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)

Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.

Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Adapun percoban yang yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai berikut :

  • Labu I : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oC selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
  • Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar.


Selanjutnya, labu dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih kurang  satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut.

Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :

  • Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
  • Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).


Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut.

Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. M,enurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea.

c) Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)

Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan Pasteur selengkapnya adalah sebagai berikut :

  • Langkah I : labu disi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Celah antara gabus dengan mulut labu diolesi dengan paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.
  • Langkah II : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
  • Langkah III : labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.


Disamping teori Abiogenesis dan Biogenesis, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul kehidupan yang dikembangkan pleh beberapa Ilmuwan, diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (Ghaib) pada saat yang istimewa.
  2. Teori Kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet ini berasal dari mana saja.
  3. Teori Evolusi Kimia, yang menyatakan bahwa kehidupan didunia ini muncul berdasarkan hukum Fisika Kimia.
  4. Teori Keadaan Mantap, menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal usul.

Minggu, 3 Februari 2008 | 16:52 WIB

JAKARTA, MINGGU - Buaya dikenal sebagai hewan prasejarah yang masih bertahan tanpa mengalami perubahan struktur tubuh selama jutaan tahun. Namun, sejak kapan buaya mulai beradaptasi hidup di dua alam masih menjadi misteri sains yang belum terpecahkan.

Mata rantai evolusi buaya yang terputus itu sedikit terjalin dengan ditemukannya fosil reptil mirip buaya di Brasil. Fosil predator yang memiliki panjang sekitar 1,7 meter itu berumur 80 juta tahun atau berasal dari Periode Cretaceous Akhir.

"Ini penting bagi sains karena spesimen tersebut secara teori merupakan penyambung antara buaya primitif yang hidup antara 80-85 juta tahun lalu dan spesies buaya modern," kata Ismar de Souza Carvalho dari Universitas Federal Rio de Janiero, Brasil, Kamis (31/1) lalu.

Spesies tersebut diberi nama Montealtosuchus arrudacamposi yang diam,bil dari nama tempat ditemukannya, Monte Alto, di Sao Paulo, dan nama ilmuwan lokal yang menggalinya pertama kali tahun 2004, Arruda Campos. Hewan tersebut memiliki struktur tubuh mirip buaya, namun moncongnya lebih panjang dan hidup sepenuhnya sebagai predator di darat.(REUTERS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar